Saya menyadari bahwa saya sering sekali bersikap ignorance, alias acuh tak acuh terhadap hal-hal yang sebenarnya penting. Entah itu karena malas, terlalu nyaman dengan zona nyaman, atau merasa sudah cukup tahu. Padahal, di dalam hati saya, saya tahu bahwa ketidaktahuan itu justru membuat saya terjebak dalam pola pikir yang sempit. Saya mulai merenung, “Kenapa ya saya bisa seperti ini? Apa karena saya terlalu malas belajar, atau karena saya takut untuk keluar dari zona nyaman” Dari situ, saya memutuskan untuk mencoba mengatasi ignorance saya dengan metode DAI5 yang saya pelajari.
Pertama, saya mencoba membangun Deep Awareness of I, atau kesadaran diri. Saya mulai merenungkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan kebodohan adalah bagian dari proses belajar. Saya juga menyadari bahwa Sang Pencipta memberikan akal dan hati untuk terus mencari ilmu. Kesadaran ini membuat saya lebih rendah hati dan menerima bahwa saya tidak tahu segalanya. Saya pun mulai membuka diri untuk belajar hal-hal baru, sekecil apa pun itu.
Kedua, saya menetapkan niat yang tulus, Saya sadar, selama ini saya kurang memiliki niat yang kuat untuk belajar. Sering kali, saya hanya belajar ketika dipaksa oleh keadaan, bukan karena keinginan sendiri. Akhirnya, saya menetapkan niat dalam hati: “Saya bertekad untuk belajar setiap hari, sekecil apa pun ilmunya, demi terus berkembang dan mendekatkan diri kepada Tuhan.” Niat ini menjadi motivasi kuat yang mendorong saya untuk lebih konsisten dalam menuntut ilmu.
Ketiga, saya mencoba menganalisis akar masalah ignorance saya melalui Initial Thinking. Saya menyadari bahwa ketidaktahuan saya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti malas membaca, dan tidak memiliki tujuan belajar yang jelas. Dengan memahami ini, saya bisa tau apa yang harus saya lakukan.
Keempat, saya memvisualisasikan solusi terbaik melalui Idealization. Saya membayangkan diri sebagai seseorang yang selalu bersemangat mencari ilmu, selalu penasaran, dan tak pernah berhenti untuk terus belajar. Gambaran ini membuat tujuan saya semakin jelas dan memberi semangat untuk meraihnya.
Terakhir, saya mengambil langkah melalui Instruction Set. Saya mulai mengurangi waktu bermedia sosial, belajar di rumah minimal satu jam, dan mencari mentor yang bisa membimbing saya. Semoga perlahan-lahan, saya bisa mulai merasakan perubahan.
Saya menyadari bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Selama kita mau membuka diri dan berkomitmen, kita bisa mengubah diri dari pribadi yang ignorance menjadi pribadi yang selalu haus akan ilmu. Dan itu semua dimulai dari langkah kecil yang saya ambil setiap hari.